kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
NATIVE /

Jurus Jitu Hilangkan Gugup Saat Public Speaking


Selasa, 17 Maret 2020 / 10:25 WIB
Jurus Jitu Hilangkan Gugup Saat Public Speaking

Berbicara di depan publik secara baik merupakan suatu keharusan bagi seorang pemimpin. Nyatanya, tidak semua orang terlahir mahir berbicara di depan publik. Untuk itu, Djarum Foundation mengadakan pelatihan public speaking bagi para penerima Djarum Beasiswa Plus, atau yang biasa disebut Beswan Djarum, tahun 2019/2020. Pelatihan ini merupakan salah satu materi soft skill yang dipelajari Beswan Djarum dalam acara Leadership Development pada tanggal 8-11 Maret 2020 di Eastparc Hotel Yogyakarta.

Riko Anggara, Produser Eksekutif Kompas TV, menekankan empat hal penting yang harus dikuasai para penerima Beswan Djarum 2019/2020 dalam melakukan presentasi atau public speaking, yaitu penguasaan materi, kontak mata (eye contact), visual atau gestur, dan vokal.

Masalah yang sering dihadapi dalam melakukan public speaking adalah gugup atau kurang percaya diri. Menurut Riko, solusinya adalah dengan memperkuat pemahaman mengenai apa yang ingin disampaikan. “Bangun kepercayaan diri melalui penguasaan konten dan perkuat isi kepala, salah satunya dengan pengetahuan,” ujar Riko.

Akan lebih bagus lagi apabila dalam presentasi itu menghadirkan aha moment, yakni sesuatu yang mencengangkan dan tidak disangka-sangka oleh audien.

Faktor lain yang membuat pembicara menjadi gugup adalah yang menganggap audiennya sebagai massa yang siap menerkam atau men-judge. “Karena itu, anggap lawan bicara atau audien adalah teman pribadi Anda sehingga akan menghilangkan rasa gugup. Jangan menganggap satu lawan banyak, melainkan satu lawan satu,” ujar Riko.

Karenanya, ujar Riko, dalam public speaking pembicara harus mengadakan kontak mata satu per satu ke audien sehingga mereka menjadi memerhatikan. “Jadikan public speaking ini seperti pembicaraan personal berdua,” tambah Riko.

Eye contact harus sampai audien memberikan reciprocity atau tanggapan, seperti menganggukkan kepala. Pilihlah audien yang dekat atau orang yang menurut Anda nyaman,” tambah Riko.

Untuk meningkatkan rasa percaya diri, penampilan dan gestur pembicara juga harus ditingkatkan, yang diistilahkan oleh Riko sebagai Power Pose. Misalnya, menggunakan gerakan-gerakan tangan ketika presentasi atau berbicara. Atau, bisa juga dengan memberikan senyum.

“Berikan senyum terbaik supaya audien tertarik. Gunakan unsur reciprocity, yaitu orang akan ikut senyum kalau kita juga senyum,” ujar Riko.

Yang harus diperhatikan juga adalah menggunakan public face. Artinya, pembicara tidak bisa lagi memasang muka yang datar atau muka yang normal, tapi harus bisa memasang muka yang senang dan bahagia di depan para audien agar mereka pun ikut tertarik.

Terakhir, dalam public speaking vokal pembicara harus berwibawa agar audien tidak bosan dan justru menjadi tertarik dengan apa yang dibicarakan. Vokal berwibawa bisa dihasilkan dengan melatih pernapasan melalui perut. “Ini disebut juga dengan Alpha Voice, yaitu nada yang rendah, tegas, dan berwibawa. Alpha Voice juga berarti meningkatkan suara tanpa terlihat marah,” ujar Riko.

“Tepuk tangan itu diraih dengan konten yang baik, suara yang lantang, dan gestur yang menarik, bukan dengan meminta audien untuk tepuk tangan,” tutup Riko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Reporter: Tim KONTAN
Editor: Indah Sulistyorini

TERBARU

×