kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mandiri Digital; Kecermatan Dalam “Surfing the wave”


Minggu, 23 Agustus 2020 / 23:26 WIB
Mandiri Digital; Kecermatan Dalam “Surfing the wave”
ILUSTRASI. Kontan - Bank Mandiri Native Online

KONTAN.CO.ID - Pekan lalu, bank-bank mengumumkan kinerjanya. Salah satunya adalah Bank Mandiri. Setelah enam bulan perekonomian terpapar pandemic Covid-19, bank milik pemerintah ini tetap mampu menjaga kinerjanya.

Laju penyaluran kredit Bank Mandiri meningkat 4,38% secara tahunan menjadi Rp871,7 triliun pada paruh pertama tahun ini. Disamping itu, Bank Mandiri juga aktif mendukung pemulihan ekonomi Nasional dengan realisasi penyaluran kredit PEN hingga 13 Agustus 2020 telah mencapai Rp26,9 triliun kepada 50.596 debitur, dimana 66,9% diantaranya merupakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Dengan tetap menjaga kehati-hatian, Mandiri mencatat pencapaian aset konsolidasi sebesar Rp1.359,4 triliun atau meningkat 10,02% yoy dan membukukan laba bersih sebesar Rp10,3 triliun pada Juni 2020.

Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar, dalam menghadapi periode yang penuh tantangan ini, Mandiri secara konsisten agresif melakukan inovasi di berbagai aspek dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Salah satunya adalah melalui digitalisasi proses pembukaan rekening tabungan dan permohonan kredit. Selain mempercepat proses administrasi, hal ini juga memudahkan nasabah karena tidak harus mendatangi kantor cabang.

“Di tengah kondisi yang penuh tantangan ini, kami fokus meningkatkan akselerasi Digital Banking untuk menjaga kinerja,” kata Royke.

Pencapaian tersebut merupakan salah satu pertanda kecermatan Bank Mandiri dalam menjalankan strateginya, bertransformasi digital. Sebuah strategi yang membuat Bank Mandiri mampu berselancar dengan baik di tengah gelombang.

Memang, untuk dapat surfing the wave di tengah krisis dan ancaman resesi global, maka akselerasi digital merupakan pilihan utama, karena dunia dihadapkan pada kondisi kenormalan baru. Dalam kondisi ini, perbankan harus mampu mengkombinasikan strategi konservatif dan agresif untuk mengamankan bisnis yang sedang berlangsung, seiring dengan penciptaan bisnis lainnya yang berorientasi pada customer need dengan semangat kolaborasi.

Perpaduan tersebut salah satunya menghasilkan catatan positif yaitu gagasan layanan pembukaan rekening tabungan online membuat Bank Mandiri menerima rata-rata 2.000 rekening per hari. Sementara itu, inisiatif platform Mandiri Pintar (Pinjaman Tanpa Ribet) membuat pelaku usaha mikro kini dapat memperoleh pinjaman produktif hanya dalam waktu kurang dari 15 menit.

Kemudian, nasabah juga dipermudah dengan berbagai penambahan fitur Mandiri Online yang lengkap seperti pemindahbukuan, transfer antar bank, pendaftaran pembayaran secara auto-debit, top-up e-money di smartphone Android maupun iOS, LinkAja dan uang elektronik lain, serta sudah terkoneksi dengan lebih dari 1,800 rekanan untuk melayani berbagai transaksi pembayaran ke merchant e-commerce, transportasi online, termasuk pembayaran tagihan rutin seperti listrik, air, pajak dan BPJS Kesehatan. Hasilnya, sampai Juni 2020, frekuensi transaksi Mandiri Online mencapai 200 juta transaksi dengan nilai sebesar Rp459 triliun, naik dari periode Juni 2019 yang tercatat Rp320 triliun.

Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans pun menjelaskan bahwa, Bank Mandiri bersungguh-sungguh dalam berinovasi dan berusaha selalu peka terhadap kebutuhan nasabah agar dapat menangkap semua peluang yang ada.

Untuk itu, bank menjalankan strategi empat arah, yakni digitalisasi platform internal, develop digital-native products, modernize distribution channels, dan pemanfaatan ekosistem digital untuk memperkuat acquisition, payment, dan digital financing.

“Pergeseran paradigma ke arah digital pun akan dilakukan dengan sumber daya manusia sebagai sentralnya, serta membuka kesempatan bagi seluruh komponen bank untuk melakukan re-skill dan up-skill demi memperkaya digital capabilities serta membentuk digital mindset,” katanya.

Melihat perkembangan ini, seakan memberikan optimisme bahwa Indonesia akan mampu melewati tantangan ini dengan baik, karena ditopang oleh industri keuangannya yang mampu surfing the wave.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Reporter: Native Team
Editor: Ridwal Prima Gozal

TERBARU

×