kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
NATIVE /

Ekonomi Selamet, Masyarakat Selamet


Selasa, 20 Oktober 2020 / 08:01 WIB
Ekonomi Selamet, Masyarakat Selamet
ILUSTRASI. Kontan - OJK Native Online

KONTAN.CO.ID - Penyebaran COVID-19 di Indonesia selain berdampak terhadap kesehatan juga memiliki dampak negatif bagi perekonomian. Dalam penanganan dampak COVID-19, terhadap perekonomian nasional diperlukan manajemen krisis melalui rem dan gas yang seimbang antara penanganan aspek kesehatan dan aspek perekonomian sebagaimana disampaikan oleh Presiden Joko Widodo.

Implementasi relaksasi kredit terbukti membawa angin segar bagi sektor usaha di Jawa Timur berupa pemberian realisasi restrukturisasi kredit mencapai Rp86,1 triliun (September 2020)  dari 1.043.063 debitur. Realisasi ini terdiri dari restrukturisasi kredit UMKM sebesar Rp49,2 triliun dari 901.274 debitur dan kredit Non-UMKM sebesar Rp36,9 triliun dari 141.789 debitur. Sementara itu, restrukturisasi pembiayaan di Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) mencapai Rp19,4 triliun dari 1.324.866 debitur.

Pendampingan dan Business Matching

Pada saat implementasi POJK relaksasi kredit, Kantor Regional OJK (KROJK 4)  Jawa Timur melakukan mediasi dengan mengundang Bank dan Perusahaan Pembiayaan untuk memfasilitasi kepentingan masyarakat yang terdampak COVID-19. Beberapa kegiatan mediasi juga dilakukan bersama lembaga lain seperti DPRD Kota Surabaya. Dalam rangka mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), KROJK 4 Jawa Timur bersama perbankan melakukan Business Matching dan survei lapangan pada sektor perkebunan, pertanian, dan peternakan yang bertujuan melihat langsung dampak pandemi COVID-19 di sektor riil sekaligus menggali kegiatan usaha yang menjadi motor pemulihan ekonomi Jawa Timur. Salah satu sektor perkebunan yang disasar adalah kopi yang merupakan salah satu komoditas utama di Provinsi Jawa Timur khususnya Kabupaten Bondowoso. Komoditas Kopi diharapkan dapat menjadi kluster industri kopi karena adanya daya ungkit yang cukup besar dari hulu ke hilir mulai dari Petani Kopi sampai Pengusaha Cafe. Sementara itu, permintaan dan penjualan beras organik, sayur organik serta domba dan sapi cukup tinggi pada masa pandemi karena merupakan kebutuhan dasar dan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan. Dalam kegiatan tersebut dilakukan penandatanganan akad kredit oleh petani kopi, petani beras organik, petani hidroganik, serta peternak sapi dan domba dengan total kredit sebesar Rp5,745 Milliar dari Bank Jatim. Selain itu, dilakukan pendampingan kepada petani kopi dalam pembuatan kemasan dan label serta pengelolaan keuangan sebagai kelanjutan program tahun lalu.

Bupati Bondowoso Salwa Arifin menyampaikan inisiatif OJK dan Bank Jatim  diperlukan mendukung pemulihan ekonomi khususnya membantu petani kopi Bondowoso yang menyerap banyak tenaga kerja dalam jumlah besar. Sampai akhir Triwulan III-2020, jumlah realisasi kredit Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Jawa Timur mencapai Rp20,7 triliun yang diberikan kepada 170.372 debitur terdiri dari penyaluran kredit UMKM sebesar Rp8 triliun kepada 127.856 debitur dan kredit Non-UMKM sebesar Rp12,7 triliun kepada 42.516 debitur.

Budaya Menabung Inklusi Keuangan

Dalam rangka meningkatkan inklusi keuangan di Jawa Timur, OJK bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan PT BPD Jawa Timur, Tbk. menyelenggarakan Kick Off Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) ditandai dengan pembukaan 30.000 rekening secara serentak bagi pelajar SMA/SMK di wilayah Jawa Timur melalui penyerahan rekening secara simbolis oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada perwakilan pelajar SMA/SMK secara virtual.    

“Pembukaan rekening program KEJAR merupakan langkah awal pelajar memulai perencanaan keuangan sejak dini tanpa harus mengurangi pembelajaran tentang sedekah, sehingga proses perencanaan keuangan tetap sejalan dengan anak-anak belajar bersedekah. Jangan sampai besar pasak dari pada pagarnya. Sekolah diharapkan bekerja sama dengan lembaga jasa keuangan untuk memberikan literasi keuangan agar dapat memberikan pengenalan lebih dini kepada pelajar mengenai produk dan jasa keuangan termasuk financial technology (Fintech)” Kata Khofifah.

Kepala OJK Regional Jawa Timur Bambang Mukti Riyadi menyampaikan indeks literasi dan indeks inklusi keuangan Jawa Timur berdasarkan survey 2019 meningkat dibandingkan 2016 dan lebih baik dibandingkan nasional. Indeks literasi keuangan meningkat dari 35,6% menjadi 48,95% (nasional 38,03%). “Pelajar sebagai kaum milenial diharapkan memanfaatkan produk jasa keuangan yang telah berkembang menjadi produk berbasis digital sebagai salah satu alternatif dalam perencanaan keuangan” Kata Bambang.

OJK senantiasa bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan sering melakukan turun bersama ke lapangan mendengarkan suara masyarakat dan mencari opsi akses-akses yang bisa dibangun kepada elemen masyarakat yang saat ini bangkit dari problem sosial ekonomi yang menghimpit mereka. Harapan Gubernur ekonomi selamet masyarakat selamet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Reporter: Native Team
Editor: Ridwal Prima Gozal

TERBARU

×