kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
NATIVE /

Filosofi Perencanaan Keuangan dan Investasi


Kamis, 08 April 2021 / 22:53 WIB
Filosofi Perencanaan Keuangan dan Investasi
ILUSTRASI. Kontan - Mandiri Native Online

Setiap orang memiliki kebutuhan dan tujuan hidup yang berbeda-beda. Dalam mencapai tujuan tersebut, setiap orang tentu akan berusaha sekuat tenaga sehingga bisa mendapatkan hasil terbaik. Kita sering keliru dalam memahami kebutuhan dan keinginan. Bahkan seringkali kita terbawa arus keinginan sehingga berperilaku impulsif dan “ikut-ikutan”. Akibatnya kita menjadi tidak bisa mencapai tujuan yang sudah kita tetapkan sebelumnya. Apalagi bila ternyata keinginan tersebut turut mempengaruhi kondisi keuangan. Akhirnya tujuan yang kita inginkan malah tidak bisa tercapai.

Kondisi keuangan memang bukan pendorong dalam kebahagiaan tetapi ada kalanya memiiki pengelolaan keuangan yang baik dapat membantu kita untuk mencapai tujuan hidup. Sesuatu yang telah direncanakan dan memiliki proses yang baik tentu memberikan harapan yang lebih baik. Hal ini serupa dengan pengelolaan kondisi keuangan untuk masa depan kita sendiri.

Memahami tujuan sesuai kebutuhan

Sama halnya dengan siklus kehidupan, kita juga harus memulai pengelolaan keuangan dengan menetapkan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sebagai contoh: melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, membeli aset seperti properti atau kendaraan, menikah, dan lain-lain. Tujuan-tujuan tersebut akan mendefinisikan jangka waktu yang dibutuhkan. Hal tersebut nantinya akan mempengaruhi penempatan dana serta imbal hasil yang dibutuhkan.

Memahami kondisi keuangan diri sendiri

Langkah berikutnya adalah memahami kondisi keuangan diri sendiri. Pada posisi ini kita akan mengetahui kekuatan dan kelemahan kita sendiri. Dua hal terpenting untuk diketahui di awal adalah posisi finansial atau nilai kekayaan dan juga arus kas. Kedua hal tersebut harus secara konsisten diperhatikan dan bila perlu menyiapkan catatan khusus.

Selanjutnya adalah melakukan proteksi diri sebagai persiapan terhadap risiko yang mungkin terjadi. Apalagi bila kita sebagai orang yang menghasilkan pendapatan utama dari keluarga. Proteksi disini bisa berupa proteksi diri sendiri dan juga termasuk proteksi atas aset yang saat ini kita miliki. Saat ini banyak produk atau instrumen proteksi seperti asuransi jiwa dan asuransi umum. Selain proteksi dari produk asuransi, kita juga bisa menyiapkan dana darurat. Idealnya dana darurat minimal sebesar 6x pendapatan yang kita miliki.

Merencanakan dan membentuk portofolio investasi

Investasi menjadi salah satu kunci perencanaan keuangan. Berinvestasi artinya kita mencari kesempatan untuk mengembangkan aset yang saat ini kita miliki. Terlebih apalagi adanya jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. Memiliki tujuan yang jelas akan terlihat time horizon atau jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.

Selanjutnya dalam memulai berinvestasi kita juga perlu memahami profil risiko yang bertujuan untuk mengukur toleransi risiko. Fungsi pengukuran tersebut adalah untuk mencocokkan antara toleransi risiko dengan tingkat risiko produk investasi. Berdasarkan teori bahwa semakin panjang jangka waktu produk investasi maka toleransi risikonya akan lebih agresif.

Langkah berikutnya adalah membentuk portofolio investasi yaitu dengan mulai melakukan pemilihan produk atau instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan jangka waktu dari tujuan kita.

Disiplin dan konsistensi sebagai kunci pengelolaan keuangan

Hal lain yang menjadi perhatian dalam melakukan pengelolaan keuangan adalah menjaga kedisiplinan dalam menjalankannya. Sikap disiplin dan konsisten tersebut sangat sulit untuk di implementasikan bagi kebanyakan masyarakat pada saat melakukan pengelolaan keuangan, terutama bagi kalangan millennials yang seringkali di beri label konsumtif dan sulit menabung.

Salah satu cara untuk bisa berdisiplin dan konsisten dalam menjalankan perencanaan keuangan, terutama dalam tujuannya mencapai rencana yang disiapkan untuk masa depan nanti, adalah dengan melakukannya secara otomatis atau istilahnya yaitu otomatisasi.

Bentuk otomatisasi pada produk keuangan dan perbankan mungkin sudah tidak asing pada sebagian besar kalangan masyarakat, terutama pada produk pinjaman seperti kartu kredit, dimana nasabah dapat melakukan pembayaran minimum secara otomatis agar tidak terkena denda.

Akan tetapi selain untuk memenuhi kewajiban keuangan, bentuk otomatisasi tersebut bisa dilakukan sebagai cara kita menabung untuk mengumpulkan dana darurat atau juga berinvestasi, sehingga tidak ada lagi alasan ataupun hal yang bisa menunda kegiatan investasi.

Kemudahan otomatisasi dalam berinvestasi

Cara otomatisasi pembelian produk investasi di Bank Mandiri biasa disebut dengan Installment plan, dan dilakukan untuk pembelian instrumen reksa dana. Pembelian produk reksa dana pilihan secara berkala dalam jangka waktu tertentu, dengan mendebet saldo rekening di tabungan secara otomatis, menjadi fitur utama dan layanan installment plan yang bisa memberikan kenyamanan dalam berinvestasi di reksa dana.

Fleksibilitas menjadi salah satu keunggulan lain dari installment plan tersebut, dimana investor dapat memilih produk reksa dana yang sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan investasi, kemudian dapat menentukan sendiri jumlah investasi setiap bulannya yang dimulai dari Rp. 100,000 saja, serta tenor atau jangka waktu dari installment plan tersebut bisa mulai dari enam bulan hingga sepuluh tahun. Keuntungan lainnya dalam menggunakan fitur ini adalah, jika dana yang tersedia tidak cukup saat dilakukan pengambilan otomatis tersebut, maka tidak ada biaya/denda yang akan dikenakan.

Sebagai kesimpulan, pentingnya kedisiplinan dalam merencanakan keuangan dapat dimudahkan dengan otomatisasi. Dengan demikian tidak ada lagi alasan “lupa” berinvestasi atau “lupa” membayar cicilan. Dengan otomatisasi, perencanaan keuangan mu akan berjalan dengan sendirinya dan tidak perlu lagi repot–repot untuk melakukan transfer dana untuk membeli produk investasi.

Narasumber Artikel : Elina Wirjakusuma, Senior Vice President Bank Mandiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Reporter: Tim KONTAN
Editor: Indah Sulistyorini

TERBARU

×