kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
NATIVE /

Kontrak & Kerja Sama Baru, Kukuhkan GTSI sebagai Perusahaan Distribusi LNG Bergengsi


Senin, 18 Oktober 2021 / 15:27 WIB
Kontrak & Kerja Sama Baru, Kukuhkan GTSI sebagai Perusahaan Distribusi LNG Bergengsi
ILUSTRASI. Kontan - PT. GTS International Native Online

KONTAN.CO.ID - PT GTS Internasional Tbk (GTSI) dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam logistik LNG, melalui anak perusahaannya, yaitu PT Hikmah Sarana Bahari, mendapatkan kontrak dengan BP Berau Ltd dalam pengapalan kargo LNG dengan Kapal Ekaputra 1. Kontrak ini berlaku 92 hari untuk 7 shipment bernilai 4,1 juta dollar AS, dimulai pada 4 Oktober 2021  sampai dengan 4 Januari 2022. Dalam kontrak ini, Kapal Ekaputra 1 akan mengangkut LNG dari Kilang Tangguh LNG di Papua Barat yang dioperasikan BP Berau Ltd. Rencana lokasi discharging port antara lain Arun Port, FSRU Jawa Barat, FSRU Lampung, dan FSRU Jawa Satu.

“Kontrak ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami karena BP Berau Ltd menerapkan standar operasi dan safety yang sangat tinggi, dan anak perusahaan kami bisa memenuhinya,” ungkap Direktur GTSI Dandun Widodo.

Standar keselamatan (safety) dunia yang berlaku juga dalam transportasi LNG antara lain adalah IMO (International Maritime Organization). Dalam IMO, terdapat standar khusus dalam aturan keselamatan, baik dari segi manajemen, keselamatan jiwa kru kapal, dan sebagainya. Tidak banyak kapal transportasi LNG yang telah memenuhi standar internasional. Namun, GTSI tidak hanya memenuhi standar IMO, tetapi juga standar safety OCIMF (Oil Companies International Marine Forum), yang mengatur tentang pengapalan komoditas tambang migas agar aman bagi manusia dan lingkungan. Dandun mengungkapkan, LNG merupakan komoditas tambang yang rentan dan berisiko tinggi. Oleh karena itu, dalam setiap segi distribusi LNG di GTSI, keselamatan dan keamanan adalah prioritas utama.

“Kami menerapkan kultur safety ini sejak dari puluhan tahun lalu dan proses ini tidak mudah. Akan tetapi, kami berkomitmen untuk jangka panjang, keselamatan adalah hal yang utama dalam seluruh kegiatan operasional GTSI,” ungkap Dandun. 

MoU yang berlanjut

Sebagai perusahaan perkapalan khusus dalam logistik dan infrastruktur LNG, GTSI telah berpengalaman dalam mendistribusikan LNG dari Indonesia, Australia, dan ke sejumlah negara seperti Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan. Sebelum BP Berau, GTSI telah bekerja sama dan melayani sejumlah perusahaan, antara lain Pertamina, Pelindo, PLN, CPC (Taiwan), Hiroshima Gas (Jepang).

GTSI telah memiliki 2 kapal angkut LNG yang berlisensi dan bersertifikasi internasional dan kapal LNG yang dimiliki sendiri. Tiga kapal tersebut adalah Ekaputra I yang mengangkut LNG, Triputra yang mengangkut LNG, serta Amurang dan Jawa Satu sebagai kapal Floating Storage and Regasification Unit (FSRU).

Belum lama ini juga, GTSI juga telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Gas Entec Co Ltd untuk meningkatkan dan memperluas hubungan dalam pengembangan bisnis industri infrastruktur LNG di Indonesia. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama GTSI Kemal Imam Santoso dan CEO Gas Entec Co Ltd Chongho Kwak. Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Kemaritiman dan Perikanan Korea Selatan Moon Seong-Hyeok dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan. Ini menjadi salah satu bukti kepercayaan internasional untuk GTSI, khususnya dalam regasifikasi, logistik, penyimpanan, dan infrastruktur gas.

Dandun menjelaskan, Gas Entec Co Ltd ini merupakan perusahaan internasional spesialisasi khusus engineering distribusi LNG. Perusahaan yang bermarkas di Korea Selatan ini juga sebelumnya telah menjalin kerja sama dengan GTSI selama beberapa tahun antara lain terkait dengan drawing regasifikasi dan akan terus berlanjut untuk kerja sama lain ke depannya.

“Dengan kerja sama bersama Gas Entec Co Ltd ini, bisnis GTSI akan disupport secara engineering. Kita juga bisa sekaligus mempelajari teknologi engineering terbaru dalam distribusi LNG yang dibawa dari Korea Selatan dan kita terapkan di sini,” papar Dandun.

Dengan demikian, teknologi dalam distribusi LNG GTSI juga akan semakin berkembang dan maju. Layanan distribusi LNG dari Indonesia pun akan semakin baik, semakin dipercaya, dan tidak kalah dengan industri pengapalan LNG negara lain.

Prospek LNG

Mengapa LNG makin dilirik? Sumber energi ini menjadi pilihan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dengan harga yang relatif lebih rendah. Terlebih mengingat ada kenaikan komoditas lain seperti batu bara dan permintaan sumber energi di sejumlah negara Eropa, yang berpotensi mendorong permintaan LNG sebagai sumber bahan bakar alternatif.

Dandun menjelaskan, Indonesia memiliki banyak potensi untuk LNG, tetapi kendalanya terletak pada infrastruktur. Infrastrukur LNG, beserta jaringan distribusi logistik, dan infrastruktur pengolahan LNG (regasifikasi) menjadi poin utama apabila LNG akan dimanfaatkan secara maksimal ke seluruh Indonesia untuk pasar domestik. Terlebih mengingat potensi LNG terbesar berada di Indonesia Timur dengan kebutuhan tertinggi di Indonesia Barat. Hal ini didukung lagi dengan kebijakan Pemerintah yang mendorong ketersediaan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi ekspor. GTSI pun terbuka dalam berbagai peluang untuk mendistribusikan LNG ke berbagai titik di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk berkontribusi menyediakan energi bangsa oleh anak bangsa,” pungkas Dandun. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Reporter: Native Team
Editor: Ridwal Prima Gozal

TERBARU

×