kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
NATIVE /

OJK Terus Dorong Transformasi Digital dalam Pemulihan Ekonomi Nasional


Kamis, 19 November 2020 / 20:12 WIB
OJK Terus Dorong Transformasi Digital dalam Pemulihan Ekonomi Nasional
ILUSTRASI. Kontan - OJK Native Online

KONTAN.CO.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional imbas meluasnya dampak pandemi covid-19. Salah satunya dengan transformasi digital.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menyampaikan

digitalisasi harus berada dalam satu ekosistem. Tidak bisa hanya sektor keuangan saja.

“Masyarakat dan UMKM harus juga masuk digital. Kalau tidak maka penggunanya akan tidak paham,” kata Wimboh dalam acara webinar OJK Mengajar: Transformasi Digital dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual, Kamis (19/11)

Salah satu langkah OJK yakni  mengembangkan platform digital untuk Bank Wakaf Mikro (BWM) guna memitigasi dampak pandemi covid-19, bernama BWM Mobile. Digitalisasi dituangkan ke dalam platform aplikasi dan website yang memungkinkan kinerja BWM menjadi lebih baik lagi ke depannya.

“Dengan aplikasi ini maka pertemuan dan pembinaan nasabah BWM dapat memanfaatkan platform digital,” jelas Wimboh.

Tak hanya itu, BWM Mobile ini akan membantu pengembangan usaha nasabah melalui pemasaran dengan BUMDes Marketplace. Kemudian, pembayarannya bisa menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS).

Selain itu, OJK terus mensinergikan transformasi digital dengan berbagai pemangku kepentingan di daerah termasuk pemda dan kementerian lain. Dengan demikian, produk-produk UMKM seperti kerajinan, makanan, dan yang lainnya, bisa dihubungkan dengan platform ekosistem digital setempat atau melalui marketplace.

Hanya saja, Wimboh mengingatkan untuk masyarakat tetap waspada terhadap ancaman digital. Apalagi dengan tingkat literasi keuangan digital yang masih rendah, masyarakat yang masih awam dengan aplikasi keuangan digital seperti peer to peer lending (p2p lending) atau pinjam-meminjam secara daring akan rentan mengalami penipuan.

“Nasabah juga harus waspada untuk melindungi data pribadinya agar tidak disalahgunakan oleh pihak tak berwenang,” kata Wimboh.

Untuk itu, Wimboh mendorong peran asosiasi fintech selaku Self Regulated Organization (SRO) untuk mengedukasi masyarakat. Mengenai literasi tersebut, OJK akan mendukung asosiasi dalam menjalankan program tersebut.

“OJK juga terus mendukung digitalisasi untuk meningkatkan fungsi pengawasan, pelaporan dan perizinan di industri jasa keuangan walau di masa pandemi,” jelas Wimboh.

Wakil Dekan III Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, Maradona menjelaskan percepatan transformasi digital membuat mitigasi resiko dan kerjasama antar pihak jadi penting.


“Sebab transformasi itu perubahan sistematis. Artinya proses transformasi tidak bertentangan dengan sesuatu yang mau dicapai,” jelas Maradona dalam acara yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Reporter: Native Team
Editor: Ridwal Prima Gozal

TERBARU

×