KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati global rawan perlambatan, pasar modal Indonesia bakal ditopang katalis positif dari dalam negeri. Dengan momen dan analisa yang tepat, masih banyak saham-saham yang layak dikoleksi tahun 2023.
David Sumual, Ekonom Bank Central Asia (BCA) mengungkapkan, ada tiga ketidakpastian utama yang mewarnai dunia saat ini. Pertama, deglobalisasi yang mengakibatkan perdagangan dan aliran modal (capital flow) merosot. Negara-negara cenderung mementingkan kepentingannya sendiri dan hanya bergantung dengan sekutunya saja.
Kedua, kompetisi perdagangan global yaitu antara dominasi Amerika Serikat (AS) dengan dominasi China baik dalam hal mata uang, pusat perdagangan serta teknologi.
Ketiga, renegosiasi yang akan muncul usai perang Rusia dan Ukraina. Kesepakatan baru maupun pembagian kekuasaan akan memengaruhi arah finansial, supply chain, serta perdagangan dunia. Terlebih, intensitas perdagangan China dan Rusia terus menanjak.
“Sejak pertengahan tahun 2022, bank-bank sentral membeli emas secara masif. Manufaktur AS juga sudah mulai kontraksi, di ambang batas level 50,” jelas David di acara Outlook 2023 : Saham Hoki di Tahun Kelinci pada Selasa (28/2).
Sebaliknya, David mengilustrasikan, ekonomi Indonesia seperti benteng yang kokoh dalam menghadapi badai dunia. Lihat saja inflasi dalam negeri yang terkontrol di level 5,47% pada Februari 2023. Independensi Indonesia dalam mencukupi pasokan makanan dan kebutuhan energi juga menekan risiko inflasi. Rupiah niscaya terkendali di posisi Rp 15.200-an karena kepemilikan asing di obligasi pemerintah yang sudah menyusut ke level 14%.
David memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5% pada 2023. Faktor pendorongnya, konsumsi rumah tangga yang solid, penjualan mobil yang sudah balik ke posisi sebelum pandemi, realokasi dana investasi dari China hingga kenaikan upah.
Katalis positif juga bersumber dari peningkatan belanja modal perusahaan serta penambahan likuiditas dari dana pemilu dan pilkada 2024. “Ekspor komoditas Indonesia akan pulih seiring dibukanya kembali perdagangan China,” jelasnya.
Momen Tepat
Oleh karena itu, berinvestasi di pasar modal Indonesia masih menarik. Sunar Susanto, Founder Saham Profit menganalisa, ada beberapa sektor saham yang akan berkilau di tahun 2023. Di antaranya, sektor non cyclical, kesehatan, keuangan, industri, dan basic.
Sebut saja PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang mencatat pertumbuhan laba bersih Rp 40,7 triliun di tahun 2022 atau tumbuh 29,6% (YoY). “Investor bisa masuk di BBCA. Misalnya jika BBCA sentuh level 7.175 atau 8.000. Produk bagus, mahal pun beli,” ujarnya.
Saham bank menggiurkan lainnya ada BMRI yang berencana stock split, BBRI yang ditopang rencana buyback hingga BJTM yang biasanya memberikan dividen besar. Kemudian, investor juga bisa mengantongi BNGA, ASII, TLKM, ICBP atau INDF, KLBF, INCO, AKRA dan GOTO.
Namun, Sunar menyarankan agar tetap waspada pada sektor saham energi, properti, infrastruktur, cyclical, teknologi dan transportasi. “Tetap cermati kenapa saham turun, apakah ada isu negatif atau sedang tersangkut kasus,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor: Indah Sulistyorini